Juli 14, 2008

My Son's Birthday


Alhamdulillah... Hari ini tepat tgl. 14 July 2008 jam 23:00, anakku Athira Rizqy Gumay genap berusia 2 tahun. Semoga panjang umur, sehat selalu, jadi anak yang Soleh, berbakti dan nurut kepada Ayah dan Bunda, baik budi, sabar, cerdas dan murah rezeki, Amin...
Tadinya aku mau sekolahin dia di Playgroup, tapi setelah dipikir-pikir, tahun depan aja deh, pas umurnya 3 tahun, soalnya kalau tahun ini Playgroup berarti tahun depan Playgroup lagi dong, takutnya dia jadi bosen, so Rizqy belajarnya di rumah dulu aja sama Baby Sitternya dan asisten aku. Aku udah pesen kursi dan meja belajarnya, crayon, pinsil warna, buku bergambar, dll harus aku siapin juga, Insya Allah tahun depan Rizqy udah lebih siap untuk masuk Playgroup.

Juli 01, 2008

Kiat Utama Tatalaksana Asma Anak

Asma merupakan penyakit kronik (menahun) pada anak yang paling sering dijumpai. Berbeda dengan asma pada orang dewasa yang gejalanya sesak disertai bunyi ngik-ngik, pada anak seringkali gejalanya berupa batuk yang ‘bandel’. Dasar penyakit ini adalah faktor alergi yang bergejala di saluran napas. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan dalam arti dihilangkan sama sekali dari seorang pasien, namun penyakit ini dapat dikendalikan. Jika terkendali, gejalanya tidak ada, sehingga praktis ‘sembuh’. Dalam mengendalikan asma, kiat utamanya adalah penghindaran, penghindaran dan sekali lagi penghindaran faktor pencetus. Faktor pencetus adalah hal/keadaan yang bisa menyebabkan gejala asma yang tadinya tidak ada menjadi timbul, atau gejala tidak kunjung membaik, atau yang gejala awalnya ringan menjadi lebih berat.

Hal ini seringkali tidak dipahami oleh pasien/keluarganya. Banyak orang mengira dengan pemberian obat, asma dapat disembuhkan bahkan dihilangkan sama sekali. Keadaan ini yang sering membuat orang tua pasien menjadi frustasi, karena umumnya mereka sudah berkeliling ke banyak dokter, diberi berbagai macam obat, tapi batuk sebagai gejala utama asma tidak kunjung reda/hilang. Ataupun jika membaik sebentar kemudian gejalanya timbul lagi.

Bila digali sedikit lebih dalam, biasanya peran faktor pencetus ini belum mendapat perhatian, dan tentunya belum dihindari. Padahal penghindaran faktor pencetus kiat utama dalam tatalaksana asma. Pada kebanyakan kasus, dengan penghindaran yang adekuat, asmanya dapat dikendalikan, bahkan bisa tanpa obat. bila sesekali timbul gejala asma karena faktor pencetus yang tidak terhindarkan, baru diperlukan pemberian obat asma.

Faktor pencetus ini biasanya merupakan hal-hal yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seorang anak. faktor pencetus ini dapat dibagi menurut beberapa pengelompokan, namun secara praktis dapat dibagi tiga kelompok, yaitu :

§ Lingkungan

§ Makanan

§ Serbaneka

LINGKUNGAN

Faktor pencetus di lingkungan ini biasanya berbentuk zat yang dapat terhirup melalui saluran respiratori/napas (aeroinhalan). Ini bisa dijumpai di dalam rumah (indoor), di lingkungan sekitar rumah, di lingkungan sekolah, maupun di lingkungan luar (outdoor pollution). Faktor pencetus hirupan ini antara lain :

  • Debu rumah dan tungau debu rumah

Ini banyak terdapat dalam perabot rumah yang potensial menyimpan debu, apalagi bila jarang dibersihkan, misalnya :

    • Karpet bulu, boneka bulu, sofa kain bulu
    • Korden yang lama tidak dicuci (sebaiknya paling lama tiap 2 minggu)
    • Koran & majalah bekas, buku-buku tua
  • Kapuk : kasur, bantal, guling, boneka
  • Asap, merupakan salah satu pencetus utama yang sering dijumpai
    • Rokok : termasuk merokok di halaman, teras, garasi, KM/WC, dapur, terlebih dalam rumah
    • Obat nyamuk (bakar, semprot, elektrik), asap hio/dupa
    • Dapur : kayu bakar, minyak tanah, gas
    • Kosmetik : hairspray, parfum, deodoran
    • Bakaran sampah, bakaran hutan
    • Polusi kendaraan, polusi pabrik
  • Renovasi rumah : debu puing bangunan, debu semen, bahan kimia (cat, terpentin dll)
  • Rontokan binatang (animal dander) : rontokan bulu, serpihan kulit, air liur, dan kotoran binatang
    • Ayam, burung
    • Anjing, kucing, kelinci, hamster
  • Industri rumah tangga (home industry) : konveksi, percetakan, bengkel (cat, motor, las)
  • Jamur bisa tumbuh subur di lingkungan kamar kita, misalnya :
    • Dalam AC yang jarang diservis
    • Dinding kamar yang lembab
    • Rumah yang lama tidak ditinggali

MAKANAN

Orang tua pasien sering kali melaporkan eratnya kaitan makanan tertentu dengan timbul atau memburuknya gejala asma pada anaknya. Selain zat makanannya itu sendiri bisa menjadi pencetus, suhu dingin makanan/minumannya juga dapat menjadi pencetus. Misalnya air putih tidak dingin tidak menjadi faktor pencetus, tapi air putih dingin dapat menjadi pencetus.

  • Es, makanan-minuman dingin, termasuk air dingin, buah dingin
  • Permen, dengan segala variasinya
  • Coklat, dalam segala macam bentuknya : susu coklat, kue coklat, wafer, misis, selai, dan semua makanan/minuman yang mengandung coklat
  • Vetsin, semua makanan bervetsin : snack gurih, fried chicken, mie instant, nugget, sosis, dll
  • Kacang tanah, dalam segala macam bentuknya : selai, biskuit, somay, sate, pecal, gado-gado, ketoprak
  • Gorengan, terutama yang menggunakan minyak goring bekas
  • Buah tertentu, anggur, tomat, klengkeng, rambutan
  • Zat pewarna, zat pengawet. Makanan anak-anak seringkali dibuat dalam warna-warni mencolok untuk menarik perhatian. Seringkali pewarna atau pengawet dalam makanan menjadi faktor pencetus.

SERBANEKA

Faktor pencetus serbaneka adalah yang di luar dua kelompok sebelumnya.

  • Infeksi Respiratori Akut (IRA), berupa salesma atau common cold yang sering keliru disebut dengan flu. IRA sebagian besar disebabkan oleh virus, sehingga sebagian besar IRA tidak memerlukan antibiotik. IRA sendiri dapat bermanifestasi sebagai batuk &/ pilek, sebagaimana asma (batuk alergi) dan rhinitis alergika (pilek alergi). Namun karena infeksi virus bersifat self limiting, biasanya paling lama 1 minggu batuk-pilek karena IRA akan menghilang. Jika lewat seminggu, apalagi jika lebih dari 2 minggu batuk/pileknya masih berlangsung, sangat mungkin asma/rhinitis alergikanya sudah tercetus oleh IRA.
  • Aktifitas fisis (exercise), termasuk didalamnya berlarian, teriak-teriak, menangis, tertawa berlebihan
  • Kelelahan/stress, baik jasmani (fisis) maupun rohani (psikis), emosi berlebihan (sedih, marah, gembira)
  • Hawa dingin, suhu dini hari/pagi hari, termasuk suhu AC yang terlalu dingin
  • Perubahan musim/cuaca/suhu : kemarau D penghujan, panas D dingin

Faktor pencetus ini bersifat individual, dalam arti belum tentu sama untuk tiap pasien. Oleh karena itu pasien/orang tuanya, perlu mengidentifikasi apa saja yang berperan sebagai faktor pencetus. Yang perlu mendapat perhatian juga, biasanya faktor pencetus ini tidak berperan tunggal, namun kombinasi dari berbagai faktor pencetus, sehingga bersifat kumulatif.

Sebagaimana halnya keadaan tubuh kita mengalami fluktuasi irama (bioritmik), sifat alergi seseorang juga mengalami irama naik turun. Jika sifat alerginya sedang ‘tenang’, pasien tidak terlalu sensitif, dan sampai batas tertentu masih dapat mentoleransi faktor pencetus. Tapi jika sedang ‘kumat’, dengan pencetus tunggal yang sederhana saja dapat timbul gejala penyakitnya.

Jadi sekali lagi kiat utama tatalaksana asma anak adalah penghindaran, bukan obat saja. Penghindaran pencetus ini memang mudah untuk dikatakan, tapi sangat sulit pelaksanaannya. Namun dalam penaggulangan asma anak hal ini tidak dapat ditawar-tawar. Seberapa banyak atau betapapun canggihnya obat asma, jika penghindaran faktor pencetus ini tidak dilaksanakan, dapat dijamin asmanya tidak akan terkendali (batuk tetap ada/timbul lagi).

Sumber : Dr. Darmawan Budi Setyanto, SpA(K), Spesialis Anak Konsultan Respirologi